Tugas Softskill 8 : Eksposur dan Akuntansi Valas
Share +
Nama : Melani Oktafiarni
NPM : 2A213212
Kelas : 4EB22
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Budi Santoso
Eksposur dan Akuntansi Valas
Eksposur akuntansi
(accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauh laporan keungan
konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas.
Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan
dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke
dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan
keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai
kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak
periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau penilaian ulang atas asset,
utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan
menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses). Kemungkinan
laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi.
Mengukur eksposur akuntansi
Perusahaan transnasional yang tidak
peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang
diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang
perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur
akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi
derajat eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi
lapran keuangan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :
Seberapa jauh peranan cabang-cabang
perusahaan di luar negeri. Semakin besar persentase bisnis perusahaan yang
dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin besar persentase pos-pos laporan
keuangan yang mudah terpengaruh eksposur akuntansi.
Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
Standar akuntansi yang dipergunakan.
Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat
bervariasi antar Negara.
Eksposur valas, yaitu eksposur
transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi
ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
·
Pasar Valas dan
Kurs
Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara
ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan
transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana
dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada
kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot
market dan forward market. Spot
market meliputi pembelian dan penjualan valas
yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail,
penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale
market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam forward
market, para partisipan mengadakan kontrak pada
hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas
mempunyai pasar retail dan pasarwholesale. Karakteristik
pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran
besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan
yang lain. Pada pasar retail,
transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya
mempunyai spreadyang tinggi.
·
Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas,
arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan
kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu
:
- Eksposur
translasi atau eksposur akuntansi
- Eksposur
transaksi
- Eksposur
ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur translasi didefinisi sebagai
potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba
bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal
laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah
membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan
mengubah anka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.
Eksposur transaksi berkaitan dengan
sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas
terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut.
Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini :
- Membeli
atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan
dinyatakan dalam valas
- Meminjam atau
meminjamkan dana dalam valas
- Terikat
dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa
mendatang
- Transaksi
ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan
dalam valas
Eksposur ekonomi didefinisi sebagai
tingkat sejauh mana nilai perusahaan aka dipengaruhi oleh perubahan kurs yang
tidak diharapkan (perhitungkan).perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan
seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi
yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi
mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi
seluruhbidang fungsional perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan,
marketing, personalia, dan produksi.
- Tidak ada komentar:
Tugas Softskill 7 : Translasi Mata Uang Asing
at 12.33
Share +
in
Nama : Melani Oktafiarni
NPM : 2A213212
Kelas : 4EB22
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Budi Santoso
Translasi Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata
uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang
dengan pembayaran yang dilakukan dalam mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Misalkan sebuah perusahaan
yang membeli persedian yang berdenominasi dalam riyal Arab Saudi mengalami
suatu kerugian nilai tukar seandainya riyal mengalami kenaikan nilai sebelum
penyelesaian. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenomisasi dalam suatu
mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain.
Untuk menggambarkan
perbedaan antara suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang asing
tetapi diukur dalam mata uang lainya, contoh suatu anak perusahaan AS di Hong
Kong memneli persedian dari Republik Rakyat Cina(RRC) yang dibayar dalam
renninbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalahdolar.AS. Dalam kasus ini,
anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing-yang berdenominasi
dalam renminbi- ke dalam dalar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan
bukunya. Dari sudut pandangan induk perusahaan induk perusahaan, kewajiban anak
perusahaan berdenominsi dalam renminbi, tetapi diukur dalam dolar AS mata uang
fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi.
Translasi mata uang asing adalah Proses
penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara
yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi. Masalah translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil,
fluktuasi mata uang meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat
digunakan pada proses translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan
dan kerugian atas translasi mata uang asing.
Tiga alasan
tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.
mencatat
transaksi mata uang asing;
2.
memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3.
berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
Istilah dalam translasi mata uang asing
1.
Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke
dalam mata uang lain.
2.
Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada
tanggal laporang keuangan yang relevan.
3.
Posisi
aktiva bersih yang beresiko, merupakan
kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
4.
Kontrak
pertukaran forward,merupakan
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5.
Mata uang
fungsional, merupakan mata uang utama yang
digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata
uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
6.
Kurs histories,
merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
7.
Mata uang
pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8.
Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata
uang dalam waktu segera.
9.
Penyesuaian
translasi, merupakan penyesuaian yang timbul
dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu
perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing
1.
Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari
entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan
diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba
dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
3.
Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah
dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui
keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena
merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian
translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat
signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini
mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic
dan harus diakui.
Hubungan translasi mata uang asing dengan inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang
juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS
No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi
luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini
akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
Referensi :
Referensi :
http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/
http://kegiatanstudi.blogspot.com/2013/05/lanjutanya-perbedaan-translasi-dan.html
Tugas Softskill 6 : Konvergensi Akuntansi Internasional
at 12.26
Share +
in
Nama : Melani Oktafiarni
NPM : 2A213212
Kelas : 4EB22
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Budi Santoso
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik
dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS),
atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan
milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS.
International Financial Reporting Standard (IFRS)
merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara
internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards
(IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu
standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima
secara internasional.
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh
International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan
kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia.
Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal
dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Saat
ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang
menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting
Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus
investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120
negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi
ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa
hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan
dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi
pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga
kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan
World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian
laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum
IFRS).
Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh
pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam,
yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi
penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi
IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara
berkembang seperti Indonesia.
Konvergensi
dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang
kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh
negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan
antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar
internasional.
Konvergensi
standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga
nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan
standar yang berlaku secara internasional.
Manfaat konvergensi IFRS
Manfaat
yang di dapat dari konvergensi IFRS, diantaranya adalah :
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
- Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
- Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global.
- Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan
mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Perlunya konvergensi ke
IFRS
Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
- Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan
terbatas pada industri-industri spesifik.
- Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan
evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
- Peningkatan daya banding laporan keuangan dan
memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
- Menghilangkan hambatan arus modal internasional
dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
- Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju
“best practise”.
Permasalahan yang
dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS
Diantaranya adalah :
- Translasi Standar Internasional
- Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum
Nasional
- Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
- Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar
Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan
meninggalkan historical value.
Tugas Softskill 5 : Disclosure
Share +
Nama : Melani Oktafiarni
NPM : 2A213212
Kelas : 4EB22
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Budi Santoso
Disclosure
Kata Disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak
menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, Disclosure berarti memberikan
data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus
benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari
pengungkapan (Disclosure) tersebut tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure
mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan
demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat
menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh
terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan
adalah sebagai berikut :
1.
Pengungkapan
yang cukup (Adequate)
Disclosure yang
minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak
menyesatkan.
2.
Wajar (Fair
Disclosure)
Tersirat
tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang
merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3.
Lengkap (Full)
Berarti
penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure
berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat.
Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi
dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting
dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Tujuan yang
positif dari Disclosure adalah untuk memberikan informasi yang penting dan
relevan kepada para pemakai laporan keuangan, sehingga dapat membantu mereka dalam
membuat keputusan dengan cara yang terbaik. Ini berarti bahwa informasi yang
tidak material atau relevan harus diabaikan apabila kita mengaharapkan bahwa
informasi yang disajikan itu mempunyai makna dan dapat dimengerti.
Sejalan dengan tujuan dasar akuntansi, salah satu
tujuan yang dicapainya adalah penyajian informasi yang cukup sehingga
perbandingan dari hasil yang diharapkan dapat dilakukan. Kemungkinan
membandingkan (comparability) dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :
1. Dengan Penyajian Disclosure yang cukup mengenai
bagaimana angka-angka akuntansi diukur dan dihitung.
2. Dengan memberikan kemungkinan kepada investor untuk
melakukan rangkai dari berbagai masukan kedalam decision models-nya.
Laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada pemegang saham,
investor, dan kreditur. Disamping ketiga pihak tersebut, pengungkapan juga
diberikan kepada pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat umum, tetapi
pihak-pihak ini dipandang sebagai penerima kedua dari laporan keuangan dan
bentuk-bentuk lain pengungkapan.
Masalah yang berkaitan dengan seberapa banyak
informasi perlu disajikan dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan
pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan
pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan. Dengan kata
lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan dengan laporan
keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC
No.1 adalah sebagai berikut :
• Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat
bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan
investasi, kredit dan yang serupa lainnya secara rasional. Informasi tersebut
bersifat komprehensif.
• Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu
investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan dan
ketidak pastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
• Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang
sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, kalim terhadap sumber-sumber tersebut dan
pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi mengubah sumber-sumber ekonomi dan
klaim terhadap sumber tersebut.
• Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil
usaha suatu perusahan selama periode tertentu.
• Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang
bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan
pembayarannya, transaksi modal, termasuk deviden dan distribusi lainnya
terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik serta faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.
• Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang
bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada
pemilik atas pemakain sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
• Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.
Dari tujuan pelaporan diatas apabila transaksi/peristiwa
memenuhi kriteria tertentu, maka transaksi/peristiwa tersebut akan disajikan
sebagai bagian dari laporan keuangan dasar (utama) yaitu, disajikan dalam
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal.
Kriteria untuk mengakui teransaksi atau peristiwa tertentu
dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.
Definisi
(Definition)
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila
memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
2.
Keterukuran
(Measurability)
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan
dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
3. Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan keuangan.
4. Reliabilitas (ReliabilityI)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji kebenarannya (verifiable) dan netral.
Melani Oktafiarni