Tugas Softskill 6 : Konvergensi Akuntansi Internasional
Share +
Nama : Melani Oktafiarni
NPM : 2A213212
Kelas : 4EB22
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Dosen : Budi Santoso
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik
dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS),
atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan
milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS.
International Financial Reporting Standard (IFRS)
merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara
internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards
(IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu
standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima
secara internasional.
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh
International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan
kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia.
Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat
diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal
dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Saat
ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang
menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting
Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus
investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120
negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi
ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa
hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan
dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi
pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga
kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan
World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian
laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum
IFRS).
Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh
pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam,
yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi
penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi
IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara
berkembang seperti Indonesia.
Konvergensi
dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang
kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh
negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan
antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar
internasional.
Konvergensi
standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga
nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan
standar yang berlaku secara internasional.
Manfaat konvergensi IFRS
Manfaat
yang di dapat dari konvergensi IFRS, diantaranya adalah :
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
- Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
- Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global.
- Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan
mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Perlunya konvergensi ke
IFRS
Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
- Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan
terbatas pada industri-industri spesifik.
- Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan
evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
- Peningkatan daya banding laporan keuangan dan
memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
- Menghilangkan hambatan arus modal internasional
dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
- Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju
“best practise”.
Permasalahan yang
dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS
Diantaranya adalah :
- Translasi Standar Internasional
- Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum
Nasional
- Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
- Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar
Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan
meninggalkan historical value.
Melani Oktafiarni